Dalam misi mencapai puncak ke dua
dari rangkaian pendakian Triarga Jawadwipa di Gunung Ciremai, tim Ekspedisi Tajsem 2016 juga mendapatkan tugas untuk melakukan pengamatan mengenai kondisi
biogeomorfologi di Gunung Ciremai. Pokok pengamatan biogeomorfologi adalah
melihat bagaimana bentuklahan mempengaruhi perkembangan dan distribusi vegetasi
dan juga sebaliknya vegetasi mempengaruhi bentuklahan, dalam hal ini khususnya
pada bentanglahan vulkanik. Secara garis besar diperoleh hasil bahwa setiap
bentuklahan (landform) di Gunung
Ciremai dengan material penyusun yang bervariasi, kondisi iklim yang bervariasi
oleh pengaruh ketinggian tempat, terkena pengaruh langsung atau tidak dari
aktivitas vulkanik pada saat ini, ternyata memiliki karakteristik vegetasi yang
berbeda pula. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pola distribusi vegetasi
berkaitan dengan karakteristik bentuklahan tempat berkembangnya jenis vegetasi
tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan di
lapangan, terdapat kondisi biogeomorfologi yang unik di pada bentuklahan
kepundan gunungapi (bibir kawah yang juga merupakan puncak dari pendakian
Gunung Ciremai), yaitu terdapatnya beberapa jenis tumbuhan perintis antara lain
cantigi gunung (Vaccinium varingiaefolium)
dan edelweiss (Anaphalis javanica). Van
Steenis (2010) dalam bukunya Flora Pegunungan Jawa, menjelaskan bahwa terdapat
jenis tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup dalam lingkungan vulkan
aktif, dalam hal ini di sekitar kawah dan endapan lava di puncak vulkan. Pada
sekitar kepundan yang memiliki keasaman tinggi, penciuman manusia sangat peka
terhadap gas belerang hingga jarak 1 km, namun demikian kondisi ini masih cukup
lemah untuk merusak vegetasi, sehingga vegetasi masih dapat hidup. Terdapat
jenis tumbuhan pionir yang sangat kerdil dan tumbuh merunduk, khususnya pada
lokasi-lokasi yang terlindung dari angin dan gas beracun.
Lebih lanjut menurut Van Steenis,
di sekitar kepundan umumya dijumpai vegetasi Vaccinium varingiaefolium, Rhododendrom retusum, dan paku Selliguea feei, kadang-kadang disertai
lumut. Apabila kawah tidak aktif lagi maka vegetasi pionir akan menyelinap
masuk yang kemudian dapat berkembang menjadi hutan elfin cantigi, sementara itu
pada kawah aktif semburan gas dapat memusnahkan vegetasi yang baru terbentuk.
Vegetasi yang dijumpai adalah yang mampu bertoleransi dengan kondisi tersebut.
Hanya beberapa spesies yang mampu bertahan dan semakin ke arah kawah vegetasi
semakin sedikit, semakin kurus, dan semakin kecil.
kenampakan puncak Gunung Ciremai dan vegetasi-vegetasi pioner yang tumbuh |
kenampakan kawah Gunung Ciremai |
Vegetasi yang tumbuh di sekitar kawah Gunung Ciremai |
0 komentar:
Posting Komentar