Selasa, 26 Juli 2016

TUMBUHAN PIONIR DI KEPUNDAN GUNUNG CIREMAI



Dalam misi mencapai puncak ke dua dari rangkaian pendakian Triarga Jawadwipa di Gunung Ciremai, tim Ekspedisi Tajsem 2016 juga mendapatkan tugas untuk melakukan pengamatan mengenai kondisi biogeomorfologi di Gunung Ciremai. Pokok pengamatan biogeomorfologi adalah melihat bagaimana bentuklahan mempengaruhi perkembangan dan distribusi vegetasi dan juga sebaliknya vegetasi mempengaruhi bentuklahan, dalam hal ini khususnya pada bentanglahan vulkanik. Secara garis besar diperoleh hasil bahwa setiap bentuklahan (landform) di Gunung Ciremai dengan material penyusun yang bervariasi, kondisi iklim yang bervariasi oleh pengaruh ketinggian tempat, terkena pengaruh langsung atau tidak dari aktivitas vulkanik pada saat ini, ternyata memiliki karakteristik vegetasi yang berbeda pula. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pola distribusi vegetasi berkaitan dengan karakteristik bentuklahan tempat berkembangnya jenis vegetasi tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, terdapat kondisi biogeomorfologi yang unik di pada bentuklahan kepundan gunungapi (bibir kawah yang juga merupakan puncak dari pendakian Gunung Ciremai), yaitu terdapatnya beberapa jenis tumbuhan perintis antara lain cantigi gunung (Vaccinium varingiaefolium) dan edelweiss (Anaphalis javanica). Van Steenis (2010) dalam bukunya Flora Pegunungan Jawa, menjelaskan bahwa terdapat jenis tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup dalam lingkungan vulkan aktif, dalam hal ini di sekitar kawah dan endapan lava di puncak vulkan. Pada sekitar kepundan yang memiliki keasaman tinggi, penciuman manusia sangat peka terhadap gas belerang hingga jarak 1 km, namun demikian kondisi ini masih cukup lemah untuk merusak vegetasi, sehingga vegetasi masih dapat hidup. Terdapat jenis tumbuhan pionir yang sangat kerdil dan tumbuh merunduk, khususnya pada lokasi-lokasi yang terlindung dari angin dan gas beracun.
Lebih lanjut menurut Van Steenis, di sekitar kepundan umumya dijumpai vegetasi Vaccinium varingiaefolium, Rhododendrom retusum, dan paku Selliguea feei, kadang-kadang disertai lumut. Apabila kawah tidak aktif lagi maka vegetasi pionir akan menyelinap masuk yang kemudian dapat berkembang menjadi hutan elfin cantigi, sementara itu pada kawah aktif semburan gas dapat memusnahkan vegetasi yang baru terbentuk. Vegetasi yang dijumpai adalah yang mampu bertoleransi dengan kondisi tersebut. Hanya beberapa spesies yang mampu bertahan dan semakin ke arah kawah vegetasi semakin sedikit, semakin kurus, dan semakin kecil.

kenampakan puncak Gunung Ciremai dan vegetasi-vegetasi pioner yang tumbuh
kenampakan kawah Gunung Ciremai

Vegetasi yang tumbuh di sekitar kawah Gunung Ciremai

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 TAJSEM 2016 | Designed With By Blogger Templates | Distributed By Gooyaabi Templates
Scroll To Top