Hari minggu 17 Juli 2016 tepat
pukul 07.00 WIB Tim MPA Mahameru yang tergabung dalam Ekspedisi TAJSEM 2016
berhasil mengibarkan bendera di Puncak Gunung Ciremai Jawa Barat. Keberhasilan
ini menandai terselesaikannya target kedua dari rangkaian pendakian triarga
setelah sebelumnya tim berhasil mencapai Puncak Gunung Slamet Jawa Tengah pada
tanggal 16 Mei 2016 (baca di sini). Keberhasilan ini kian terasa istimewa
karena diraih sepuluh hari pasca perayaan ulang tahun MPA Mahameru ke 11. Ke
depan tim akan menyelesaikan target terakhir di Puncak Semeru, Jawa Timur.
Empat orang summiter berhasil
menyelesaikan misi di Gunung Ciremai, mereka adalah Maulana Azkaa, Aprilia
Purwaningsih, Latifah Diah, dan Dheni Rizqiyanto, dengan dukungan penuh dari
dua orang anggota suporting team lapangan
yaitu Dimas Aditya dan Anwar Suyudi. Ekspedisi di Gunung Ciremai ini semakin
semarak dengan bergabungnya beberapa anggota senior MPA Mahameru untuk
memberikan dukungan langsung di lapangan. Mereka datang dari Yogyakarta, Banjar
Jawa Barat, Batang Jawa Tengah, Lombok Timur NTB, dan OKU Timur Sumatera
Selatan. Sebagian anggota senior juga membawa serta sispala yang menjalin
kerjasama dengan MPA Mahameru.
Upaya untuk meraih Puncak Ciremai
diawali dari pemberangkatan gelombang pertama tim ekspedisi dari Yogyakarta
pada tanggal 14 Juli 2016 yang bertugas untuk mengurus perijinan penelitian di
Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Gelombang kedua menyusul satu hari kemudian
dengan mengangkut logistik pendakian. Selanjutnya seluruh anggota tim
bersama-sama memulai pendakian pada tanggal 16 Juli 2016 pukul 09.30 WIB.
Walaupun sempat terkendala oleh cuaca yang sering berubah, pada akhirnya tim
berhasil summit tanggal 17 Juli 2016
pukul 07.00 WIB.
Selama kegiatan ekspedisi
ini banyak sekali yang telah diperoleh tim dari lapangan antara lain data
pengukuran geomorfologis dan meteorologis lereng tenggara Gunung Ciremai,
kondisi flora-fauna, serta sosial budaya masyarakat setempat khususnya di Dusun
Palutungan yang sekaligus sebagai base camp dari pendakian ini. “Hasil
ekspedisi kedua TAJSEM kali ini benar-benar menemukan suatu pembuktian tentang
peran perbedaan iklim terhadap pembentukan karakter suatu gunung, saat ini
memang terlihat perbedaan antara karakter di Gunung Slamet di Jawa Tengah dan
Gunung Ciremai di Provinsi Jawa Barat berdasarkan pengaruh iklim.Iklim tersebutlah
yang ikut berperan aktif dalam proses geomorfologi gunung-gunung tersebut.
Namun selain perbedaan iklim, faktor budaya asli daerah yang berbeda juga menjadi
faktor utama di aspek sosial. Perbedaan lingkungan fisik atau karakter gunung
akan mempengaruhi perilaku, kepercayaan, dan kearifan lokal masyarakatnya.
Itulah yang selama ini dari tim TAJSEM percaya bahwa eksedisi ini bisa
mewaikili tiga budaya dari beberapa suku di Pulau Jawa yaitu Jawa, Sunda, dan
Tengger. Selain pada sektor ilmiah ekspedisi kedua ini begitu berkesan karena hadirnya
para senior dan sispala-sispala mitra Mpa Mahameru yang tentunya bisa
menguatkan inernal dan menambah kualitas hasil di lapangan”. Ucap Maulana
Azkaa, ketua tim Summiter.
0 komentar:
Posting Komentar