Hingga pertengahan dekade
2010-2020 kegiatan kepecintaalaman di Indonesia semakin maju dan diminati oleh
banyak masyarakat. Dengan dukungan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
yang semakin baik, kegiatan kepecintaalaman (salah satu yang paling populer
adalah pendakian gunung) tidak hanya semata-mata kegiatan penjelajahan sebagai
bentuk kegiatan minat khusus oleh komunitas tertentu saja, tetapi memberikan
informasi yang lebih luas yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Berbagai bentuk
informasi yang senantiasa ditunggu diantaranya catatan perjalanan penjelajahan,
informasi mengenai daerah yang dijelajahi, serba-serbi tentang pelaksanaan
penjelajahan, hingga berbagai analisis mendalam mengenai fenomena yang dijumpai
di lapagan.
MPA Mahameru merupakan komunitas
mahasiswa pecinta alam yang berada di lingkungan kampus Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta. MPA Mahameru dibentuk pada tanggal 7 Juli 2005.
Nama MPA (mahasiswa pecinta alam) MAHAMERU adalah akronim dari kata mahasiswa
mersudhi buwana, yang dimaknai sebagai komunitas mahasiswa yang peduli terhadap
bumi/alam. Perkembangan MPA Mahameru selama 11 tahun ini banyak diwarnai dengan
nuansa konservasi dan akademik. Penekanan aspek konservasi dalam komunitas
mahameru mulai dicetuskan sejak tahun 2008 sebagai perwujudan secara nyata dari
cita-cita mahameru sebagai mahasiswa yang peduli terhadap bumi. Adapun
penekanan aspek akademik turut mewarnai perkembangan mahameru sejak tahun 2011
dengan dilandasi kesadaran bahwa MPA Mahameru merupakan komunitas
kepecintaalaman yang berbasis di kampus dengan anggotanya adalah para mahasiswa
yang sehari-hari bersentuhan dengan dunia akademik.
Dengan memadukan antara aspek
ekspedisi (sebagai kegiatan pokok dan mendasar dalam komunitas
kepecintaalaman), dengan aspek konservasi dan akademik (yang turut mewarnai
atmosfer kepecintaalaman di MPA Mahameru, maka dicetuskanlah kegiatan TAJSEM
2016. Kegiatan ini merupakan kegiatan ekspedisi ke beberapa gunung, yang
dilaksanakan secara terpadu dengan studi ilmiah tematik mengenai gunung-gunung
tersebut, sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai
rujukan akademik maupun masukan dalam perencanaan konservasi. Kegiatan semacam
ini pada dasarnya telah berkembang sangat pesat di Indonesia, baik oleh komunitas
kepecintaalaman yang sejenis maupun dari kalangan profesional.
Selayang Pandang
Tentang TAJSEM 2016
TAJSEM 2016 merupakan singkatan
dari Triarga Jawadwipa Scientific Expedition MPA Mahameru UNY. TAJSEM merupakan
program kegiatan dari divisi gunung hutan dan divisi akademik MPA Mahameru pada
tahun 2016 yang bertujuan untuk melakukan pendakian ke tiga puncak gunung di
Pulau Jawa sekaligus melakukan eksplorasi aspek abiotik, biotik, dan cultural
pada ketiga gunung tersebut. TAJSEM didesain sebagai salah satu kegiatan yang
mengarah pada pencapaian prestasi. TAJSEM juga merupakan bentuk upaya MPA
Mahameru dalam menjawab tantangan sebagai organisasi pecinta alam yang berbasis
mahasiswa, dimana dalam hal ini mahasiswa merupakan bagian dari dunia akademik sehingga
diharapkan dapat menghasilkan produk bernilai akademik dari kegiatan
penjelajahan yang banyak dilaksanakan.
TAJSEM diharapkan dapat berperan
dalam mengembangkan kemampuan anggota baik kemampuan dasar kepecintaalaman
maupun kemampuan dalam bidang akademik. Dalam kegiatan akademik khususnya,
diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat dalam mendukung perolehan ilmu dari kegiatan
pembelajaran di kelas, dengan belajar secara kontekstual melalui aktivitas outdoor. Melalui TAJSEM, MPA Mahameru
juga dapat menjalankan fungsi sebagai wadah belajar bagi anggotanya. Sebagaimana
yang diharapkan, MPA Mahameru bukan sekedar perkumpulan atau wadah kegiatan
saja, tetapi juga tempat untuk belajar bagi anggotanya untuk mengasah dan
meningkatkan kecakapan hidup. TAJSEM memfasilitasi anggota untuk mengasah dan mengembangkan
berbagai kemampuan khususnya kemampuan akademik.
TAJSEM bertujuan untuk
melaksanakan kegiatan ekspedisi ke tiga puncak tertinggi di tiga wilayah Pulau
Jawa yaitu Ciremai 3078 mdpal (Jawa Barat), Slamet 3428 mdpal (Jawa Tengah),
Semeru 3676 mdpal (Jawa Timur). Informasi mengenai wilayah yang akan dikaji
selengkapnya dapat dibaca pada artikel: TAJSEM
2016, The Targets. Ekspedisi ini disertai dengan implementasi keilmuan dari
latar belakang anggota sebagai mahasiswa fakultas ilmu sosial antara lain geografi,
sosiologi, sejarah, dsb, sehingga selain sebagai kegiatan ekspedisi murni juga
diharapkan dapat berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Hasil ekspedisi
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai ketiga gunung tersebut dari
sudut pandang keilmuan anggota.
Target yang ingin dicapai dari
pelaksanaan TAJSEM 2016 adalah melaksanakan ekspedisi ke tiga puncak Pulau Jawa
dan menghasilkan luaran berupa: (1) deskripsi mengenai kondisi fisik dan sosial
di wilayah Gunung Ciremai, Slamet, dan Semeru, (2) menghasilkan referensi
mengenai daerah yang dikaji, hal ini terinspirasi oleh tulisan-tulisan
terdahulu dari Junghuhn, Verstappen, Van Steenis, dan para ahli lainnya
mengenai kondisi lingkungan fisik, biotik, dan sosial dari gunung-gunung di
indonesia, (3) menghasilkan film ekspedisi ilmiah, dengan tampilan yang
menarik, informatif, dan mudah diikuti, yang terinspirasi dari national
geographic, ekspedisi cincin api kompas, dan sejenisnya, (4) menghasilkan dokumentasi
catatan perjalanan.
Pelaksanaan kegiatan TAJSEM 2016 ini dilandasi pengalaman dari kegiatan
ekspedisi terdahulu yang dilaksanakan oleh tim MPA Mahameru sejak tahun 2005
baik ke Gunung Ciremai, Gunung Slamet, dan Gunung Semeru, maupun gunung lain yang
menghasilkan catatan perjalanan dan catatan ilmiah. Kegiatan ekspedisi
terdahulu menunjukkan rekam jejak MPA Mahameru sebelum pelaksanaan TAJSEM 2016
yang diharapkan dapat memperkuat pelaksanaan ekspedisi ini. Deskripsi singkat
pelaksanaan masing-masing ekspedisi terdahulu adalah sebagai berikut:
- Tahun 2005, pendakian ke Gunung Ciremai melalui Jalur Palutungan (naik) ke Linggarjati (turun). Dengan hasil: summit dan laporan perjalanan dalam buletin Juvenille
- Tahun 2006, pendakian ke Gunung Ciremai melalui Jalur Linggarjati. Hasil: tidak summit dan laporan perjalanan
- Tahun 2007, pendakian ke Gunung Slamet melalui Jalur Bambangan. Hasil: summit dan catatan perjalanan dalam buletin Juvenille
- Tahun 2008, pendakian ke Gunung Semeru. Hasil: summit dan catatan perjalanan dalam buletin Mahameru Post
- Tahun 2010, pendakian ke Gunung Semeru. Hasil: summit dan laporan perjalanan
- Tahun 2012, pendakian ke Gunung Welirang. Hasil summit dan catatan perjalanan ilmiah
- Tahun 2012, pendakian ke Gunung Slamet. Hasil summit dan catatan perjalanan ilmiah
0 komentar:
Posting Komentar